Friday 27 March 2009

LATIHAN KOOR DALAM KEGELAPAN

Kamis, 26 Maret 2009.

Menurut rencana sebelumnya, latihan koor Santher akan diadakan di rumah Pak Eddy Bambang..., tetapi karena ada halangan, tempat latihan dipindah di rumah keluarga Bapak Hadi Karyono... Rencananya, latihan akan dimulai pukul 17.00 agar bisa selesai sekitar pukul 19.00.

Ternyata...
Beberapa menit sebelum pukul 17.00 terjadi hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah Bogor Raya Permai dan sekitarnya... Tak ayal... semua menunda untuk berangkat latihan koor. Belum selesai bergumam karena hujan deras, tiba-tiba listrik padam...

Mulai pukul 17.15 rumah Pak Hadi mulai didatangi anggota koor... Sebagian besar warga Santher memang ragu-ragu untuk segera datang karena hari masih hujan dan listrik padam.

Pak Hadi berupaya keras menghidupkan genset-nya... Setelah Bapak Herry Djoko hadir, servis genset semakin gencar... Lha Pak Herry sampai rela "nyedot" bensin di dalam mesin.... Beberapa kali Pak Hadi dan Pak Herry mencoba starter genset-nya...

Sementara itu latihan mulai diadakan pukul 18.20an dengan beberapa orang yang telah hadir... Lilin, lampu senter dan terang HP... semua digunakan untuk membaca teks-teks lagu yang memang belum dihafal... Maklum, banyak lagu adalah lagu baru dan sedikit lebih sulit aransemennya daripada aransemen Puji Syukur...

Satu per satu anggota koor berdatangan... akhirnya terkumpul banyak juga. Yang tidak hadir hanya beberapa orang dan mereka memang sedang ada kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan: Bu Ari masih ada tugas di Jakarta; Pak Edo masih lembur di kantor, Pak Doni ada pekerjaan penting...

Usaha Pak Hadi dan Pak Herry pun lumayan berhasil... Selama sekitar 1 jam, genset sempat menerangi latihan kendati sempat juga "byar-pet".

Sekitar jam 20.45 latihan kita hentikan karena semua sudah capek... Listrik masih padam... Rasa lelah dan "pening" karena not-not yang sulit buat Koor Santher akhirnya terobati dengan hidangan nasi goreng yang telah disiapkan Ibu Ratna... Pak Jack yang membuka dan menutup doa makan...

Ini kali pertama Koor Santher berlatih dalam "kegelapan" dan untuk waktu yang sangat lama... dari pk 17.00 sampai 21.00 (4 jam). Tetapi kita bersyukur karena Tuhan baik... Kebaikan Tuhan tersalur lewat kebaikan hati keluarga Bapak Hadi Karyono... Semoga Pak Hadi, Ibu Ratna, Jerry, Alex dan Katrien selalu mendapat berkat dari Tuhan...

Latihan koor berikutnya (Minggu, 29 Maret pk 19.00) akan diadakan di rumah Bapak Ronny & Ibu Monic... Semoga semua lancar.

Thursday 12 March 2009

A DIFFERENT APPROACH TO FASTING

Fasts have a tendency to be oriented toward things like giving up food or television. But there are many other creative ways we can welcome Jesus' healing touch. Here are suggestions you may want to consider.

1. Fast from anger and hatred. Give your family an extra dose of love each day.

2. Fast from judging others.
Before making any judgments, recall how Jesus overlooks our faults.

3. Fast from discouragement.
Hold on to Jesus' promise that He has a perfect plan for your life.

4. Fast from complaining.
When you find yourself about to complain, close your eyes and recall some of the little moments of joy Jesus has given you.

5. Fast from resentment or bitterness!.
Work on forgiving those who may have hurt you.

6. Fast from spending too much money.
Try to reduce your spending by ten percent and give those savings to the poor.

Please forward this to as many as possible and surely, you will be blessed abundantly. Wishing you all Peace, Love, and Happiness during Lent. SMILE – Jesus Loves You!

*Tulisan ini saya dapatkan dari Ibu Evie Sinaulan - Exultate. Semoga berguna bagi warga Santher.
(Thomas A. Sutadi)

Tuesday 10 March 2009

TUGAS KOOR SANTHER KE-4 DI KATEDRAL BMV

Minggu, 8 Maret 2009. Koor Santher bertugas koor di Katedral Bogor pada misa Minggu Prapaskah II pk 17.00. Misa dipersembahkan oleh RD. Alfons Sebatu. Ada 14 suara plus 1 dirigen (Thomas) dan 1 organis (Sheila Gunawan). SATB terdiri dai: 5 suara Sopran (Bu Maxi, Bu Erly, Bu Tantri, Bu Christy dan Bu Monik), 3 suara Alto (Bu Dani, Bu Bambu, Bu Ida), 3 suara Tenor (Pak Eddy Bambang, Pak Jack dan Pak Doni) dan 2 suara Bass (Pak Hadi, Pak Ichwan). Misa berjalan lancar dan khidmat. Bu Dani menyanyikan Mazmur Tanggapan dengan suara merdu dan apik... Pak Eddy Bambang juga tampil prima menyanyikan Bait Pengantar Injil. Karena jumlah anggota koor Santher hanya sedikit, suara koor memang tidak “menggelegar”... namun semua kompak menyanyi sehingga suasana khidmat terpelihara. Lagi pula Koor Santher cukup fasih menyanyikan aklamasi-aklamasi yang baru diterapkan bulan Maret ini.

Tugas-tugas Koor Santher berikutnya antara lain: Minggu 22 Maret pk 9.00 di Gereja Santo Ignatius Loyola Semplak, Jumat 10 April pk 15.00 di Gereja Santo Ignatius Loyola Semplak, Minggu 12 April pk 7.00 di Katedral BMV dan Minggu 26 April pk 17.00 di Gereja Katedral.

Memang Romo Alfons sempat meminta umat bertepuk tangan untuk Koor Santher, namun hendaknya pujian ini tidak menjadikan kita "jumawa" atau sombong... Ini justru harus menjadi pemacu semangat karena kenyataannya kita kemarin tidak tampil dengan banyak anggota.

Melihat sedikitnya anggota koor Santher yang dapat bertugas –karena banyak warga yang berhalangan hadir—perlu dipikirkan untuk bekerja sama atau mengajak koor lain untuk bergabung dalam tugas. Dengan Exultate, misalnya, Koor Santher dapat melanjutkan kerja sama seperti yang terjadi selama ini. Untuk tugas Minggu 8 Maret yang lalu, Koor Santher berterima kasih kepada Sheila Gunawan yang setia membantu dengan memainkan organ secara bagus dan khidmat.

Monday 2 March 2009

AWAS... HATI-HATI DENGAN PENIPUAN RELIGIUS...

Sudah sejak pertengahan Desember 2008 yang lalu lingkungan Santher didatangi seorang anak muda yang mengaku bernama Alex. Ia biasanya datang pada petang-malam hari.

Pengakuannya kurang lebih sebagai berikut (setidak-tidaknya ini hal yang dikatakannya ketika bertemu saya persis di depan rumah saya):

Ia datang dari Bandung untuk menemui tantenya di Bogor. Dalam perjalanan ke Bogor ia kehilangan dompet dan seluruh isinya. Ia kehilangan alamat tantenya. Menurutnya, ini kedatangannya pertama kali ke Bogor sehingga ia tidak tahu di mana alamat tantenya. Ia datang untuk mengambil uang yang dijanjikan tantenya untuk membiayai sekolah adiknya di Bandung (untuk membeli LKS)... Ia mengaku sebagai seorang Katolik... dari paroki Santo... (saya lupa) dan ia bisa menyebutkan dengan fasih nama baptisnya sendiri, nama ketua lingkungan tempat asalnya dan nama pastor parokinya (tentu saja saya tidak tahu apakah nama-nama itu benar). Di akhir pembicaraan ia selalu meminta saran ... "Apa yang harus saya lakukan?" Dia selalu mengatakan bahwa yang penting ia dapat pulang ke Bandung dengan selamat. Kalau ditanya berapa uang yang dibutuhkan, ia menjawab bahwa untuk naik bus saja dibutuhkan uang Rp 35.000. Nah... tuh, siapa orang Katolik yang tidak tergerak hatinya untuk membantu? Apalagi pemuda itu lumayan sopan, tutur katanya baik, perawakannya atletis... barangkali bisa juga ikut jadi foto model... pakai T-shirt, sepatu kets, celana jeans...

Waktu ia datang pada saya, saya tidak memberinya apa-apa... Selain saya curiga dengan alasannya (masa sih orang datang ke rumah keluarganya untuk pertama kalinya tidak membawa tas isi oleh-oleh atau baju untuk bermalam dan semacamnya... dan di jaman sekarang, untuk membeli LKS yang harganya tentu tidak terlalu mahal ia musti naik bus dan lain-lain hingga mengeluarkan uang ratusan ribu?)... Kebetulan saya memang sedang tidak punya uang lebih di rumah... Tetapi malam itu dan selama beberapa malam sesudahnya saya hampir selalu susah tidur memikirkan anak muda itu... Loh bukankah Tuhan Yesus pernah bilang agar kita juga membantu mereka yang berkesusahan?

Tetapi saya bersyukur bahwa ternyata apa yang saya lakukan benar... Ternyata anak mudah itu tidak lebih sebagai seorang penipu. Ia telah menipu banyak warga Santher... ia datang ke lingkungan Santher berkali-kali... dan ia telah membuat banyak saudara kita kehilangan uang, waktu dan tenaga hanya untuk "ditipu"... Saya mendengar cerita dari beberapa rekan Santher yang telah dikibulinya... ada yang memberi Rp 50.000 dan bahkan lebih... karena orang-orang Santher memang murah hati (!)... Ada yang bahkan sampai mau mengantar ke terminal bus Baranangsiang... duh... kurang apa kita, coba?

Sekitar sebulan yang lalu Pak Totok, Pak Ronny dan rekan-rekan akhirnya berhasil mencium kedok jahat si anak muda itu... Kita akhirnya membuat kesepakatan untuk mengumumkan ke semua warga Santher supaya semua berhati-hati.

Nah, hari Minggu kemarin, 1 Maret 2009, ia datang lagi... dan secara kebetulan ia datang ke rumah Bapak Hadi Karyono... rupanya si penipu lupa bahwa ia pernah datang ke rumah itu dengan alasan yang sama... Dan Pak Hadi Karyono pun naik pitam dibuatnya... tetapi rupa-rupanya suasana sekitar rumah beliau sedang sepi sehingga beliau tidak dapat melakukan upaya lain selain menyuruh si penipu pergi dan tidak berbuat dosa lagi (nah Bapak Hadi seperti Tuhan Yesus nih... he..he... ). Coba kalau ada orang lain di dekat situ... tapi sudahlah... apa yang dilakukan Bapak Hadi sudah tepat.

Kita berharap bahwa berita ini akan tersebar ke mana-mana di wilayah Paroki Katedral... karena kita yakin bahwa modus operandinya hampir sama... Ia memanfaatkan kemurahan hati dan rasa kekatolikan kita untuk memperoleh keuntungan sendiri. Ia mencari informasi ke mana-mana dan memiliki data lengkap tentang kita. Mungkin ia tidak sendirian... data itu bisa ia berikan kepada orang lain... Mumpung kebodohannya sendirilah yang membuat kedoknya untuk saat ini terbongkar, mari kita kabarkan hal ini kepada semua orang agar waspada... Kita tidak mau ditipu lagi. Semoga si pemuda bertobat... kalau ia memang Katolik, semoga ia bisa bertobat di masa Prapaskah ini dan merayakan Paskah nanti dengan layak...