Mengapa
Berkat Paus pada 27 Maret Sungguh Unik?
Peristiwa ini
belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah
Bagaimana
Paus menjadi lebih dekat dengan umat yang berada di seluruh dunia pada momen
yang penuh bahaya mematikan ini?
Ini
adalah sebuah pertanyaan yang tentu direnungkan Paus Fransiskus ketika virus
corona menyebar dengan cepat di Italia dan seluruh dunia. Jawabannya bukan misa
siaran langsung di mana orang dapat mengikutinya melalui internet, walaupun ia
melakukannya setiap pagi.
Sebetulnya,
"mengikuti" perayaan Misa melalui media, secara teologis hal itu bukan
berarti ikut "berpartisipasi". Sakramen-sakramen media itu tidak ada.
Misa pada televisi tidak dapat menggantikan Sakramen Ekaristi. Jika seseorang
tidak dapat menghadiri Misa, melihat tayangan Misa melalui televisi dapat
menjadi bantuan spiritual, tetapi si pemirsa tidak berpartisipasi dalam
sakramen.
Hanya Paus Saja
Maka
apa yang dapat dilakukan Paus untuk menghadirkan dirinya secara aktif dalam
kehidupan setiap umat? Ada satu tindakan khusus yang dapat dilakukannya, yaitu:
memberi berkat "Urbi et Orbi",
yang berasal dari bahasa Latin: "untuk kota (Roma) dan dunia."
Ini
merupakan suatu tindakan yang tidak dapat dilakukan oleh Uskup lainnya dan yang
- tidak seperti Misa - dapat terjadi secara efektif melalui media, demi
kebaikan jiwa-jiwa umat.
Beberapa
puluh tahun yang lalu Vatican telah menetapkan bahwa mereka yang menerima
berkat “Urbi et Orbi” dari Paus
melalui siaran langsung adalah sah menerima berkat tersebut, sebagaimana
diterima secara langsung oleh mereka yang hadir di Pelataran St. Peter.
Belum Pernah
Terjadi Sebelumnya
Lazimnya,
Paus memberikan berkat "Urbi et Orbi"
hanya pada tiga peristiwa: ketika ia terpilih sebagai Penerus Petrus, pada saat
Natal, dan pada saat Paskah.
Indulgensi Penuh
Berkat
“Urbi et Orbi” memberikan pengampunan
atas hukuman sementara dari dosa-dosa yang telah diampuni; artinya, berkat itu
memberikan indulgensi penuh di bawah persyaratan yang ditentukan oleh Hukum
Kanonik dan diperjelas oleh Katekismus Gereja Katolik (no. 1471-1484).
Persyaratan
untuk menerima indulgensi penuh adalah (lihat The Gift of the Indulgence, Apostolic Penitentiary):
1)
mempunyai sikap niat batin untuk sepenuhnya meninggalkan semua dosa, termasuk
dosa ringan;
2)
mengakukan dosa-dosa melalui sakramen;
3)
menerima Komuni Kudus (adalah baik menerimanya ketika sedang mengikuti Misa
Kudus, tetapi untuk mendapat indulgensi penuh cukup menerima Komuni Kudus
saja);
4)
mendoakan intensi-intensi Bapa Paus.
Pada
masa lockdown dan karantina seperti
sekarang ini, Vatican menetapkan syarat kedua dan ketiga agar dipenuhi begitu
ada kesempatan.
Apakah Arti Indulgensi?
Menurut
Teologi Katolik (Katekismus Gereja Katolik - KGK, no 1422-1498), kesalahan dan
dosa telah diampuni melalui Sakramen Rekonsiliasi (Pengakuan), sehingga orang
itu sekali lagi berada dalam rahmat Allah dan akan diselamatkan jika ia tidak
jatuh lagi dalam dosa berat. Tetapi dosa mengakibatkan kekacauan dalam
kehidupan umat dan dalam dunia, walaupun telah dilakukan Pengakuan. Meskipun
telah diampuni, tetap ada kebutuhan untuk memperbaiki kekacauan tersebut.
KGK
menyebutkan indulgensi sebagai "pengampunan Allah atas hukuman sementara
akibat dosa-dosa yang kesalahannya telah diampuni" (KGK 1471).
Untuk
memahami istilah "hukuman sementara" dalam konteks ini, kita perlu
mengingat bahwa ada perbedaan antara menerima pengampunan Allah atas dosa-dosa
kita dan keharusan menghadapi akibat-akibat dosa. Dosa tidak hanya berarti
melanggar perintah Allah, tetapi juga merupakan penyebab gangguan baik dalam
hal penataan semesta yang teratur dari Allah maupun dalam penyelengaraan
bimbinganNya dalam hidup kita. Walaupun dosa-dosa kita sungguh-sungguh telah
diampuni dalam Sakramen Tobat, jiwa kita masih mengalami kerusakan spiritual
yang disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran kita.
Ada
beberapa cara untuk memperbaiki kerusakan tersebut, atau "pengampunan atas
hukuman sementara" sebagai akibat dosa. Misalnya, kita melakukan karya
pelayanan dengan baik atau dengan tabah kita menjalani berbagai penderitaan
pencobaan dalam hidup. Jika kita tidak dapat menyilih dengan benar dosa-dosa
kita melalui cara tersebut dalam hidup kita di muka bumi ini, maka jiwa kita
kelak perlu dipulihkan dan dimurnikan melalui penderitaan di api penyucian.
Ada
beberapa orang kudus yang, melalui hidup mereka yang penuh kasih dan ketabahan
luar biasa, berhasil menyiapkan jiwa mereka untuk masuk ke dalam surga. Karena
itu, Gereja mempunyai kelimpahan kebajikan, yang disebut sebagai "kekayaan
Gereja" (KGK 1467). Atas dasar ajaran Gereja mengenai persekutuan para kudus
(ajaran Gereja bahwa semua orang Kristiani mempunyai ikatan rohani yang kuat
terhadap satu sama lain), maka menjadi mungkin kelimpahan kebajikan seorang
Kristiani digunakan untuk pemulihan rohani jiwa lain yang masih memerlukan
pemurnian. Sebagaimana disebutkan dalam KGK: “Dalam pertukaran yang luar biasa
ini, kekudusan seseorang bermanfaat bagi orang lain, mengatasi kerusakan yang
diakibatkan dosa terhadap orang lain” (CCC 1465).
Kita
ingat Kristus berkata kepada St. Petrus: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia
ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas
di surga" (Mat. 18:18). Karena itu, umat Katolik percaya bahwa Bapa Suci,
sebagai penerus St. Petrus, mempunyai kuasa untuk menyalurkan kelimpahan rahmat
tersebut kepada umat Kristiani yang setia. Indulgensi merupakan tindakan yang
melaluinya penyaluran rahmat itu terjadi.
Dengan
kata lain, karena indulgensi penuh itu menghapus tuntas hukuman yang seharusnya
terjadi, maka mereka yang meninggal tanpa jatuh lagi ke dalam dosa tidak
memerlukan pemurnian di Api Penyucian dan dapat segera masuk ke dalam surga (KG
1030-1032).
Menurut
Tradisi, manfaat dari berkat “Urbi et
Orbi” bersifat efektif bagi mereka yang menerima berkat tersebut dengan
iman dan devosi, bahkan jika mereka menerimanya melalui pendengaran atau
melihat tayangan langsung melalui media masa. Ini sungguh merupakan sebuah
sikap istimewa akan pendampingan yang telah dipilih Paus untuk dianugerahkan
kepada umat pada saat ini.
Berikut
adalah terjemahan dari rumusan berkat “Urbi
et Orbi” yang akan disampaikan oleh Paus dalam bahasa Latin nanti malam
pukul 24:00 WIB di Roma.
Semoga Rasul
Petrus dan Rasul Paulus yang Kudus, yang kuasa dan kewenangannya kita andalkan,
mendoakan kita di hadapan Tuhan.
℟: Amen.
Melalui doa-doa
dan kebajikan Santa Perawan Maria, Santo Michael Malaikat Agung, Santo Yohanes
Pembaptis, Rasul Petrus dan Rasul Paulus yang kudus, dan semua orang kudus,
semoga Allah yang Mahakuasa berbelas kasih kepadamu dan mengampuni semua dosa-dosamu,
dan semoga Yesus Kristus membawamu ke dalam kehidupan kekal.
℟: Amen.
Semoga Tuhan
yang Mahakuasa dan Maharahim menganugerahkan indulgensi, absolusi dan
pengampunan atas semua dosa-dosamu, masa pertobatan yang sejati dan
menghasilkan buah, hati yang taat, hidup yang berubah, rahmat dan penghiburan
Roh Kudus serta kesetiaan sampai akhir
dalam karya pelayanan yang baik.
℟: Amen.
Dan semoga
berkat Allah yang Mahakuasa, Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus turun atasmu dan
tinggal dalam dirimu untuk selama-lamanya.
℟: Amen.
Sumber:
https://aleteia.org/2020/03/26/why-the-popes-blessing-on-march-27-will-be-absolutely-unique/