Umat Katolik di Lingkungan St Theresia Bogor Raya Permai sudah mengenal banyak contoh musik atau nyanyian liturgi. Lagu-lagu yang diambil dari buku Puji Syukur sebagian besar dapat digunakan dalam perayaan-perayaan liturgi, khususnya Ekaristi. Di luar musik atau nyanyian liturgi, umat Santher perlu juga mengetahui apa yang dimaksud dengan musik rohani agar umat dapat menempatkannya pada porsi dan posisi yang tepat dalam kegiatan berdoa.
Musik Rohani adalah musik yang dapat digunakan pada ibadat
atau doa-doa yang bersifat devosi baik secara pribadi maupun dalam
komunitas, tetapi tidak digunakan dalam upacara-upacara Liturgi termasuk
Perayaan Liturgi Ekaristi.
Tentu musik dan lagu rohani ini haruslah
memiliki syair yang seturut dengan ajaran Gereja dan tidak mempromosikan
ajaran yang bertentangan dengan ajaran Gereja. Musik Rohani ini dapat
pula membantu umat menghayati misteri Kristus lebih dalam lagi.
Musik Rohani dapat hadir di mana saja dan kapan saja
(selama di luar Upaca Liturgi). Kita dapat menyanyikannya atau
mendengarkannya: ketika terjebak macet, sambil berbelanja, atau dalam
persekutuan doa (mis. Persekutuan Doa Karismatik). Karena Musik Rohani
ditujukan kepada individu atau komunitas kecil, individu atau komunitas
inbilah yang memiliki control yang lebih besar terhadap tipe music dan
instrument musik yang digunakan. Musik Rohani tidak memerlukan
legalisasi dari uskup untuk dapat digunakan. Tetapi sekali lagi harus
ditekankan bahwa Musik Rohani tidak dapat digunakan dalam
Upacara-upacara Liturgi. Untuk upacara liturgi, termasuk Perayaan
Ekaristi haruslah Musik Liturgi yang digunakan.
Dengan pemahaman itu, umat Santher, terutama kor Santher, semoga terus dapat memilah dan memilih lagu sesuai peruntukannya dan setia kepada apa yang sudah digariskan oleh Gereja.
“Perlunya untuk memurnikan ibadah dari keburukan gaya dan
aliran musik, dari bentuk-bentuk ekspresi tidak menyenangkan, dan dari
teks-teks musik bersemangat yang tidak layak untuk dijadikan sebagai
bentuk perayaan liturgi, untuk menjamin martabat dan keunggulan dengan
komposisi liturgi.” (Santo Yohanes Paulus II)
No comments:
Post a Comment