Berikut
ini adalah kelanjutan dari kutipan KONSTITUSI APOSTOLIK “MISSALE ROMANUM”
(bagian terakhir)
Bagi
Anda yang belum membaca kutipan sebelumnya, silakan klik link Konstitusi Apostolik“Missale Romanum”
dan
dilanjutkan dengan link ini.
Semua itu
diatur demikian agar
dalam hati umat
beriman terus-menerus dibangkitkan
rasa lapar yang
semakin besar akan
sabda Allah.15 Di
bawah bimbingan Roh
Kudus kiranya kelaparan
ini mendorong umat
Perjanjian Baru ke
arah persatuan sempurna
Gereja. Dengan demikian
kami sungguh yakin, bahwa para
imam dan umat akan dapat menyiapkan hatinya dengan lebih baik untuk merayakan
perjamuan Tuhan, dan dengan merenungkan Alkitab secara mendalam, mereka
sekaligis makin dikuatkan oleh sabda Allah. Kesimpulannya ialah: Sesuai dengan
anjuran Konsili Vatikan II semua orang akan mengakui Alkitab sebagai sumber
abadi kehidupan rohani, sebagai dasar semua pengajaran kristiani, dan sebagai
intisari segala penelaahan teologis.
Pemugaran
Missale Romanum tidak terbatas pada ketiga bagian yang sudah kami sebut di
atas,yakni Doa
Syukur Agung, Tata
Perayaan Ekaristi, dan
Tata Bacaan Misa. Bagian-bagian lain
pun telah ditinjau
kembali dan banyak
diubah, yakni Rumus
untuk Hari-hari Minggu
dan Hari Biasa,
Rumus Khusus Para
Kudus, Rumus Umum
Para Kudus, rumus
Misa Ritual, dan
rumus yang lazimdisebut Misa Votif. Dalam hal ini diberi
perhatian khusus pada rumus-rumus doa; jumlahnya menjadi lebih banyak, supaya
lebih tepat menanggapi keperluan baru zaman sekarang, dan doa-doa kuno yang
telah ditelaah secara
kritis dipulihkan seturut
jiwa aslinya. Dengan
demikian, masing-masing hari
biasa dalam masa-masa
liturgi utama, yakni
Masa Adven, Natal,
Prapaskah, dan Paskah, kini dilengkapi dengan rumus-rumus
doa sendiri.
Tinggal
Graduale Romanum, yang
teksnya tidak mengalami
perubahan, sekurang-kurangnyasejauh
menyangkut lagunya. Namun dalam rangka menyajikan naskah yang lebih mudah dipahami,
mazmur tanggapan (yang
sering disinggung oleh
St. Agustinus dan
St Leo Agung) telah
dipugar, supaya lebih mudah dapat
digunakan dalam Misa tanpa nyanyian. Akhirulkalam, dari semua yang sudah kami
beberkan mengenai Missale Romanum, kami inginmenggarisbawahi satu
hal ini: Ketika
pendahulu kami, S
Pius V, memaklumkan
edisi perdana Missale
Romanum, ia menampilkannya kepada
umat kristen sebagai
sarana kesatuan liturgis
dan tugu peringatan yang
mengungkapkan kebaktian yang tulus dan khidmat dalam Gereja. Begitu pula kami!
Walaupun kami,
seturut ketentuan Konsili Vatikan
II, membenarkan “perubahan
dan penyesuaian yang
wajar”16 terhadap Missale baru, namun
harapan kami tidaklah
berbeda, yakni agar Missale ini disambut
oleh umat beriman
sebagai bantuan untuk membuktikan dan mengukuhkan persekutuan
mereka satu sama
lain. Semoga dengan Missale ini
dalam keanekaan sekian banyak
bahasa, semua memanjatkan
doa yang sama
kepada Bapa surgawi,
dengan perantaraan Yesus Kristus,
Imam Agung kita, dalam Roh Kudus: doa yang melebihi harumnya dupa mana pun.
Kami menghendaki
bahwa ketentuan dan
ketetapan-ketetapan ini diberlakukan
secara mantap dan efektif sekarang dan pada masa yang akan
datang, tanpa terhalang oleh konstitusi dan ketetapan apostolik yang
dimaklumkan oleh para
pendahulu kami – sejauh
ada yang nadanya
berbeda - atau oleh ketentuan lain manapun, termasuk
yang selayaknya disebut dan dicabut secara eksplisit.
Roma,
3 April 1969
Hari Raya Kamis PutihPaulus VI
15 Amos
8: 11.
16 KL,
no. 38; bdk. SBL 2A, no. 38.
No comments:
Post a Comment