Tuesday 25 October 2016

TUGAS KOOR SANTHER DALAM MISA PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA 2016 DI KATEDRAL BMV BOGOR

Pada hari Minggu, 23 Oktober 2016 pk 11.00-12.45 Koor Santher mendapat kehormatan untuk mengiringi Misa Penerimaan Sakramen Krisma di Gereja Katedral BMV Bogor. Misa dipimpin oleh Bapa Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM. Bagi koor Santher, tugas ini benar-benar sebuah kehormatan karena Koor Santher sebenarnya sudah tidak menjadi bagian dari Paroki BMV Katedral Bogor melainkan merupakan warga Paroki St Ignatius Loyola Semplak. Kepercayaan Seksi Liturgi Paroki Katedral kepada Koor Santher diterima dengan tanggung jawab yang besar pula sehingga tugas berjalan lancar. Lagu-lagu yang dibawakan pun dapat diikuti oleh umat dan para penerima sakramen Krisma. Semoga Koor Santher dapat selalu mengemban tugas yang diberikan dengan rasa percaya diri dan penuh tanggung jawab.

Tuesday 4 October 2016

SARASEHAN MUSIK LITURGI KEUSKUPAN BOGOR 2016



Pada hari Minggu 2 Oktober 2016 yang lalu Komisi Liturgi (Komlit) Keuskupan Bogor menyelenggarakan Sarasehan Musik Liturgi bagi para wakil praktisi musik liturgi paroki-paroki Keuskupan Bogor di Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Jl Kapten Muslihat 22 Bogor. Lebih dari 200 orang, termasuk 3 orang dari Lingkungan Santa Theresia Bogor Raya Permai, menghadiri acara ini.

Acara dimulai pukul 9.00 dengan Ibadat Pembuka yang dipimpin oleh Bapak Thomas Suhardjono dari Komlit Keuskupan Bogor, dilanjutkan dengan Kata Pengantar dari Kuria Keuskupan yang disampaikan oleh Vicaris Iudicialis Keuskupan, RD. Yohanes Driyanto. Dalam kata pengantarnya, Romo Dri menggarisbawahi keharusan ketaatan para praktisi musik liturgi pada ritus dan pedoman yang telah digariskan oleh Gereja.

Pada Sesi Pertama, Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Bogor, RD. Fabianus Heatubun, menyampaikan paparan tentang Identitas Musik Gereja Katolik. Secara umum beliau mengatakan bahwa musik liturgi Gereja Katolik adalah musik yang sakral, dan musik untuk berdoa, dan nyanyian Gregorian serta polyphony Palestrina merupakan bentuk musik liturgi ideal dalam Gereja Katolik. Tanpa mengabaikan musik dan nyanyian dalam berbagai jenis dan bahasa yang telah dan akan digubah, Romo Fabie menghendaki agar nyanyian Gregorian digali dan dihidupkan kembali di Keuskupan Bogor sebab nyanyian Gregorian memang menjadi ciri khas dan identitas musik liturgi Gereja Katolik.

Sesi Kedua dibawakan oleh Bapak Tarcius Marhadi. Beliau memaparkan perbedaan antara Musik Liturgi dan Musik Rohani. Bahan diskusi diambil dari video yang diterbitkan oleh Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta dan sejumlah lagu yang telah beredar luas dalam gereja-gereja. Pada sesi ini para peserta bekerja dalam kelompok dan pada akhir sesi semua sepakat dalam menilai lagu-lagu yang dibagikan sebagai bahan diskusi.

Sesi terakhir dibawakan oleh Bapak Thomas Sutadi. Beliau membantu peserta dalam merancang dan memilih lagu-lagu untuk misa pada hari Minggu dan Hari Raya. Karena waktu tidak mencukupi, pembahasan tentang pemilihan lagu-lagu misa perkawinan belum dapat disampaikan.

Para peserta rupa-rupanya betah mengikuti seluruh rangkaian acara yang berakhir sekitar pukul 16.15. Banyaknya pertanyaan yang muncul menandakan bahwa para praktisi musik liturgi di semua paroki membutuhkan tempat untuk berbagi pengalaman, berbagi cerita, dan berbagi solusi. Bagi Ibu Sri Thehamihardja, Ibu Yeni Adyani Prihadi, dan Ibu Valeria Andani yang mewakili Koor Lingkungan Santher, sarasehan ini sangat berguna. Semoga apa yang didengarkan, dipelajari dan didiskusikan dalam sarasehan ini dapat dibagikan kepada rekan-rekan koor dan umat Lingkungan Santa Theresia Bogor Raya Permai.