Monday 10 September 2018

TUGAS KOR SANTHER DALAM MISA BERBAHASA LATIN DENGAN NYANYIAN GREGORIAN


Tidak lama sesudah diangkat sebagai Pastor Paroki St Ignatius Loyola Semplak, Romo Antonius Dwi Haryanto menghendaki agar di gereja St Ignatius Loyola diadakan misa-misa dalam bahasa Latin dengan diiringi nyanyian-nyanyian Gregorian dalam bahasa Latin. Bagi sebagian besar praktisi liturgi dan music liturgi paroki, ini menjadi merupakan tantangan serius dan berat.

Tujuan diselenggarakannya misa tersebut antara lain adalah untuk memelihara, merawat dan mengembangkan Tradisi Liturgi Ritus Romawi. Nyanyian Gregorian dipilih karena nyanyian ini adalah nyanyian khas Gereja Katolik Ritus Romawi. Untuk ini Pengurus Bidang Liturgi, khususnya Seksi Musik Liturgi, membuat buku pedoman dan Ordo Missae (Tata Perayaan Ekaristi)-nya dengan mencontoh apa yang telah dikerjakan oleh Seksi Liturgi Paroki Katedral Bogor.

Dalam satu tahun biasanya dijadwalkan dua sampai tiga kali misa khusus tersebut. Sejak tahun 2017, sudah beberapa kali Kor Santher bertugas dalam bisa berbahasa Latin dengan lagu-lagu Gregorian berbahasa Latin di Gereja St Ignatius Loyola Semplak. Semua dapat dijalani dengan lancer.

Sedangkan di Katedral BMV, sejak tahun 2010 setiap dua bulan sekali ada misa seperti ini. Sejak tahun 2013 Kor Santher sudah beberapa kali bertugas dalam misa seperti ini di Katedral. Kor Santher adalah satu-satunya kor lingkungan di luar Paroki BMV yang secara rutin bertugas dalam misa berbahasa Latin dengan nyanyian Gregorian di Katedral BMV.

Pada hari Minggu, 26 Agustus 2018  yang lalu, Kor Santher juga bertugas di Gereja St Ignatius Loyola Semplak dalam misa berbahasa Latin dengan nyanyian Gregorian pada misa pk 8.30. Dengan jumlah penyanyi hanya 15 orang, ditambah satu dirigen dan satu organis, kor dapat bertugas dengan lancar. Puji Tuhan. Kelancaran itu dapat dicapai lewat latihan rutin dan sungguh-sunggh.

Meskipun hanya unisono atau satu suara, lagu-lagu Gregorian selalu memerlukan waktu dan perhatian yang lebih agar dirigen, pengiring dan anggota kor dapat menguasainya. Selama ini Kor Santher menggunakan nyanyian dari sumber-sumber resmi seperti Graduale Romanum, Graduale Simplex, Lux et Origo dan Puji Syukur. Untuk mempermudah latihan, sejumlah nyanyian terpaksa harus ditransposisikan dari not Gregorian ke dalam not angka. Namun ada beberap anggota yang lebih suka menggunakan not asli Gregorian yang bagi mereka lebih mudah. 

Biasanya, Bp Edward Purwonugroho akan membagikan teks-teks nyanyian, khususnya proprium, lalu Ibu Yeni, dirigen Kor Santher,akan merekam suara sendiri saat menyanyikan lagu-lagu Proprium tersebut dan menyebarkanluaskan rekaman itu dalam grup WA Kor Lingkungan Santa Theresia Bogor Raya Permai. Semua anggota mendengarkannya, melatihnya sendiri di rumah, dan pada saat berlatih bersama, dirigen atau pelatih tinggal memoles penguasaan lagunya supaya terdengar memiliki “cengkok” atau gaya Gregorian.

Semoga Kor Santher dapat terus melayani dengan semangat yang menyala-nyala. Ad maiorem Dei gloriam.