Thursday 20 June 2019

UMAT SANTHER DAN JENIS MUSIK


Pengantar:
Ada baiknya bahwa umat Lingkungan St Theresia Bogor Raya Permai, khususnya yang bergabung dalam paduan suara, memahami apa yang disebut sebagai music liturgis, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari liturgy itu sendiri. Berikut dikutipkan sejumlah tulisan yang bersumber dari Panduan Bulan Liturgi Keuskupan Malang, 2017. Terima kasih kepada Komisi Liturgi Keuskupan Malang.

JENIS MUSIK

Musik Gereja atau musica ecclesiastica adalah istilah yang digunakan oleh para pengikut Kristus atau Gereja ketika persekutuan beriman ini menyadari kekhasannya dalam mengekspresikan iman lewat musik terutama dalam ibadat atau liturgi. Istilah ini mengacu pada tatanan bunyi dengan melodi tertantu tanpa teks atau sesuai dengan bentuk teks yang mengungkapkan baik isi hati umat beriman maupun ajaran dan iman Gereja. Musik ini dapat dihasilkan dengan bantuan alat/ instrumen atau dan dengan suara penyanyi.

Karena mengungkapkan iman yang diajarkan dan dihayati oleh umat beriman, maka musik Gereja memiliki kekhasan dibandingkan dengan musik dari umat yang beragama lain meskipun dipengaruhi juga oleh musik agama lain, misalnya dari musik orang Yahudi. Musik Gereja pada umumnya adalah salah satu bentuk dari musik religi atau musik rohani.

Yang dimaksud dengan musik religius (musica religiosa) atau musik rohani adalah musik yang mengungkapkan atau mengandung tema-tema rohani. Musik atau lagu rohani ini diimiliki umatagama manapun. Bahkan, ada tema musik rohani yang umum diterima oleh umat manapun karena bersifat universal. Baik melodi mau teksnya mengungkapkan pengalaman rohani yang diterima oleh orang beriman dari berbagai agama. Ketika suatu musik/lagu rohani mengungkapkan pengalaman khusus dari umat agama tertentu, maka ia menjadi musik atau lagu yang khas, misalnya lagu rohani khas Yahudi atau khas Hindu dan Budha atau khas Kristen atau khas Islam.

Musik atau lagu rohani itu menjadi khas Kristiani bila mengungkapkan keyakinan iman akan Kristus Tuhan dan Penyelamat atau Tri Tunggal Mahakudus serta pokok iman lain yang diyakini orang Kristiani. Itulah yang kita namakan secara umum musik Gereja. Di dalam lingkup Gereja sendiri, musik rohani dalam arti sempit berarti segala macam musik atau lagu yang mengungkapkan pengalaman rohani khas Gereja tetapi tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam perayaan-perayaan liturgis.

Ada juga istilah musik suci atau musica sacram yang dipakai oleh Geeja Katolik dalam arti segala macam musik atau lagu rohani atau musik Gereja yang digubah secara khusus untuk ibadat atau perayaan-perayaan liturgis. Kini istilah yang lebih populer adalah musik liturgis. Karena itu sekedar untuk membedakan musik suci dari musik liturgis, menurut Gelineau (Voices and instrumens in Christian Worship: Principles, Laws, Applications, Collegeville:The Liturgical Press, 1964) musik suci dalam arti tertentu mengacu pada semua macam musik yang inspirasinya atau maksud dan tujuan serta cara membawakannya mempunyai hubungan dengan iman Gereja. Lalu apa itu musik liturgis dan ciri-cirinya?

(akan dilanjutkan ke: Ciri-ciri Musik Liturgis)

Monday 17 June 2019

PESTA PERAK TAHBISAN PRESBITERAT PASTOR ANTONIUS DWI HARYANTO

Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (Mazmur 118:29)

RD. Antonius Dwi Haryanto
Pada hari Selasa, 11 Juni 2019, Pastor Paroki St Ignatius Loyola Semplak Keuskupan Bogor, RD. Antonius Dwi Haryanto, merayakan Pesta Perak Tahbisan Presbiterat bersama Pastor Bartolomeus Gatot Wotoseputra. Untuk tingkat keuskupan, puncak perayaan ditandai dengan Misa Syukur di Katedral BMV Bogor yang dipimpin oleh RD. Paulus Haruno, Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor, didampingi oleh sejumlah imam termasuk RD. Dominikus Savio, Pastor Paroki Katedral BMV Bogor. Dalam homilinya, Pastor Paulus Haruno menekankan kesederhanaan dan kesetiaan Pastor Anton dan Pastor Gatot sebagai imam-imam Tuhan yang patut menjadi teladan.

Pesta Umat Paroki St Ignatius Loyola Semplak
Pada hari Minggu, 16 Juni 2019, Umat Paroki St Ignatius Loyola Semplak Keuskupan Bogor secara khusus menyelenggarakan perayaan syukur atas ulang tahun tahbisan presbiterat RD Antonius Dwi Haryanto. Rangkaian perayaan diawali dengan misa syukur yang dipimpin oleh Romo Anton sendiri dengan didampingi oleh RD. Jimmy Rampengan, RD Rofinus “Ronny” Neto Wuli, S.Fil, RD Antonius Garbito Pamboadji, RD Jeremias Uskono, RD Ridwan Amo dan RP. Ignatius Swasono SJ. Dalam homilinya, Pastor Antonius Garbito, yang sudah terkenal di kalangan Umat Lingkungan Santa Theresia Bogor Raya Permai dengan "salam seroja"-nya, menggarisbawahi kesetiaan pelayanan Romo Anton yang didasari oleh kasih kepada Allah dan kepada sesama sebagai perwujudan kasih Allah Tritunggal Mahakudus. Misa syukur berjalan lancar, dimeriahkan oleh Kor Paroki St Ignatius Loyola Semplak pimpinan Ibu Agnes Wien dengan alunan organ dari Ibu Sri Thehamihardja dan suara Pemazmur Bapak Edo Purwonugroho dan para solis seperti Ibu Lily, Ibu Dani, Ibu Christine dan Bapak Felix.

Romo Anton Dwi Haryanto sedang memberikan sambutan
Sesudah perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan Pesta Umat. Tenda besar yang didirikan di area parkir samping gereja penuh sesak oleh kehadiran umat baik dari Paroki St Ignatius Loyola Semplak maupun para tamu dari paroki lain. Romo Anton diarak dari pintu gereja menuju arena acaa, bahkan mendapat kalungan ulos dari persaudaraan keluarga Batak di Paroki Semplak. Berbagai tarian, nyanyian, sambutan dan penarikan doorprize mewarnai acara Perayaan Syukur ini. Semua bersuka cita. Semua menyambut ulang tahun tahbisan imamat Pastor Anton dengan gembira. Semua bersyukur atas kebaikan Allah. Semua mencintai Romo Anton dan berdoa agar Pastor Paroki St Ignatius Loyola Semplak ini tetap selalu baik hati, murah senyum, tegas, setia dalam panggilan dan dilimpahi kesehatan dan kebahagian dalam hidup dan pelayanan. 

Proficiat. 
Ad multos annos, Romo Anton.