Tuesday 15 May 2018

KUTIPAN KONSTITUSI APOSTOLIK “MISSALE ROMANUM” (BAGIAN PERTAMA)

Berikut ini adalah bagian awal dari petikan Kata Pengantar oleh Paus Paulus VI atas diterbitkannya buku Misale Romanum yang menjadi pegangan umat Katolik dalam berliturgi.


KONSTITUSI APOSTOLIK
“MISSALE ROMANUM”
Constitutio Apostolica “Missale Romanum”

KONSTITUSI APOSTOLIK
DENGAN INI DIMAKLUMKAN
MISALE ROMAWI
YANG DIPUGAR
ATAS AMANAT KONSILI EKUMENIS
VATIKAN II

Uskup Paulus,
Hamba Para Hamba Allah
Demi Kenangan Abadi

Missale Romanum yang dimaklumkan oleh pendahulu kami, S. Pius V, pada tahun 1570 untuk
melaksanakan dekrit Konsili Trente,1 oleh semua orang diakui sebagai salah satu dari sekian banyak buah  yang  manfaatnya  tak  terperikan,  yang  dihasilkan  oleh  Sinode  Suci  itu  bagi  seluruh  Gereja  Kristus.  Sebab  selama  empat  abad  buku  ini  tidak  hanya  di  pakai  oleh  para  imam  Ritus  Romawi  sebagai pegangan untuk melaksanakan kurban ekaristis, tetapi juga disebarkan ke seluruh dunia oleh para pewarta Injil. Lagi pula tak terbilang banyaknya orang kudus telah membina hidup rohani dan kesalehan lewat bacaan-bacaan dan doa-doa Missale Romanum, yang sebagian besar disunting oleh S.Gregorius Agung.

Akan  tetapi,  lama-kelamaan  di  kalangan  umat  kristen  tumbuh  dan  berkembang  luas  suatu minat  mendalam  untuk  mengembangkan  liturgi  kudus.  Oleh  pendahulu  kami,  Pius  XII,  gejala  ini dinilai  sebagai  tanda  nyata  dari  kehendak  Allah,  yang  dengan  penuh  kasih  memperhatian  dan  membimbing manusia zaman sekarang, dan juga sebagai dorongan dari Roh Kudus, yang membawa berkat bagi seluruh Gereja-Nya.2 Gerakan pembaharuan liturgi itu semakin memperjelas kenyataan bahwa  rumus-rumus Missale  Romanum  perlu  ditinjau  kembali  dan  disederhanakan.  Mengawali  usaha  ini,  pendahulu  kami  itu  menerbitkan  Tata  Perayaan  Malam  Paskah  yang  telah  dipugar.3 Dengan demikian pemugaran ini merupakan bagaikan langkah pertama ke arah penyesuaian Missale Romanum pada cita rasa baru zaman sekarang.

Konsili Ekumenis Vatikan II baru-baru ini, melalui kostitusi liturgi Sacrosanctum Concilium,
telah meletakkan dasar untuk suatu pembaharuan menyeluruh atas Missale Romanum. Konstitusi ini menentukan,  bahwa  pertama-tama  "naskah  dan  tata  cara  harus  diatur  sedemikan  rupa  sehingga mengungkapkan  dengan  lebih  jelas  hal-hal  kudus  yang  ditandakannya;"4  selanjutnya  bahwa  “Ordo  Missae  hendaknya  ditinjau  kembali,  agar  menjadi  lebih  jelaslah  makna  dan  hubungan  setiap  bagiannya satu sama lain, sehingga mempermudah umat beriman berpartisipasi secara khidmat dan aktif”.5  juga  bahwa  "khazanah  harta  Alkitab  hendaknya  di  buka  lebih  lebar,  agar  makanan  sabda  Allah  dihidangkan  lebih  melimpah  kepada  umat  beriman."6 Pada  akhirnya  Konstitusi  menentukan  bahwa  "hendaknya  disusun  suatu  tata  cara  konselebrasi  yang  baru,  dan  disisipkan  dalam  buku  Pontificale Romanum dan bukuMissale Romanum."7

1 Konstitusi Apostolik Quo primum, 14 Juli 1570.

2 Pius XII, Ceramah di depan para peserta Kongres Liturgi Pastoral Internasional I, Assisi, 22 September 1956; AAS 48 (1956), hlm. 712.
3 Kongregasi  Ibadat,  Dekrit Dominicae  resurrectionis,  9  Februari  1951:  AAS  (1951),  hlm.  128;  Dekrit  Maxima redemptionis nostrae Mysteria, 16 November 1955: AAS 47 (1955), hlm. 838.
4 KL, no. 21; bdk. SBL 2A, no. 21.
5 KL, no. 50; bdk. SBL 2A, no. 50.
6 KL, no. 51; bdk. SBL 2A, no. 51
7 KL, no. 58; bdk. SBL 2A, no. 58

(Akan dilanjutkan ke bagian berikutnya)