Sunday 15 July 2018

KUTIPAN KONSTITUSI APOSTOLIK “MISSALE ROMANUM” (BAGIAN KETIGA / TERAKHIR)


Berikut ini adalah kelanjutan dari kutipan KONSTITUSI APOSTOLIK “MISSALE ROMANUM” (bagian terakhir)

Bagi Anda yang belum membaca kutipan sebelumnya, silakan klik link Konstitusi Apostolik“Missale Romanum”
dan dilanjutkan dengan link ini.  

Semua  itu  diatur  demikian  agar  dalam  hati  umat  beriman  terus-menerus  dibangkitkan  rasa lapar  yang  semakin  besar  akan  sabda  Allah.15  Di  bawah  bimbingan  Roh  Kudus  kiranya  kelaparan  ini  mendorong  umat  Perjanjian  Baru  ke  arah  persatuan  sempurna  Gereja.  Dengan  demikian  kami  sungguh yakin, bahwa para imam dan umat akan dapat menyiapkan hatinya dengan lebih baik untuk merayakan perjamuan Tuhan, dan dengan merenungkan Alkitab secara mendalam, mereka sekaligis makin dikuatkan oleh sabda Allah. Kesimpulannya ialah: Sesuai dengan anjuran Konsili Vatikan II semua orang akan mengakui Alkitab sebagai sumber abadi kehidupan rohani, sebagai dasar semua pengajaran kristiani, dan sebagai intisari segala penelaahan teologis.

Pemugaran Missale Romanum tidak terbatas pada ketiga bagian yang sudah kami sebut di atas,yakni  Doa  Syukur  Agung,  Tata  Perayaan  Ekaristi,  dan  Tata  Bacaan  Misa.  Bagian-bagian  lain  pun  telah  ditinjau  kembali  dan  banyak  diubah,  yakni  Rumus  untuk  Hari-hari  Minggu  dan  Hari  Biasa,  Rumus  Khusus  Para  Kudus,  Rumus  Umum  Para  Kudus,  rumus  Misa  Ritual,  dan  rumus  yang  lazimdisebut Misa Votif. Dalam hal ini diberi perhatian khusus pada rumus-rumus doa; jumlahnya menjadi lebih banyak, supaya lebih tepat menanggapi keperluan baru zaman sekarang, dan doa-doa kuno  yang  telah  ditelaah  secara  kritis  dipulihkan  seturut  jiwa  aslinya.  Dengan  demikian,  masing-masing  hari  biasa  dalam  masa-masa  liturgi  utama,  yakni  Masa  Adven,  Natal,  Prapaskah,  dan  Paskah, kini dilengkapi dengan rumus-rumus doa sendiri.

Tinggal Graduale  Romanum,  yang  teksnya  tidak  mengalami  perubahan,  sekurang-kurangnyasejauh menyangkut lagunya. Namun dalam rangka menyajikan naskah yang lebih mudah dipahami, mazmur  tanggapan  (yang  sering  disinggung  oleh  St.  Agustinus  dan  St  Leo Agung)  telah  dipugar,  supaya lebih mudah dapat digunakan dalam Misa tanpa nyanyian. Akhirulkalam, dari semua yang sudah kami beberkan mengenai Missale Romanum, kami inginmenggarisbawahi  satu  hal  ini:  Ketika  pendahulu  kami,  S  Pius  V,  memaklumkan  edisi  perdana  Missale  Romanum,  ia  menampilkannya  kepada  umat  kristen  sebagai  sarana  kesatuan  liturgis  dan  tugu peringatan yang mengungkapkan kebaktian yang tulus dan khidmat dalam Gereja. Begitu pula kami!

Walaupun   kami,   seturut   ketentuan   Konsili   Vatikan   II, membenarkan   “perubahan   dan  penyesuaian  yang  wajar”16  terhadap Missale baru,  namun  harapan  kami  tidaklah  berbeda,  yakni  agar Missale ini   disambut   oleh   umat   beriman   sebagai   bantuan   untuk membuktikan   dan  mengukuhkan  persekutuan  mereka  satu  sama  lain.  Semoga  dengan Missale  ini  dalam  keanekaan sekian   banyak   bahasa,   semua   memanjatkan   doa   yang   sama   kepada   Bapa   surgawi,   dengan  perantaraan Yesus Kristus, Imam Agung kita, dalam Roh Kudus: doa yang melebihi harumnya dupa mana pun.

Kami  menghendaki  bahwa  ketentuan  dan  ketetapan-ketetapan  ini  diberlakukan  secara  mantap  dan efektif sekarang dan pada masa yang akan datang, tanpa terhalang oleh konstitusi dan ketetapan apostolik  yang  dimaklumkan  oleh  para  pendahulu  kami  – sejauh  ada  yang  nadanya  berbeda  -  atau oleh ketentuan lain manapun, termasuk yang selayaknya disebut dan dicabut secara eksplisit.

Roma, 3 April 1969
Hari Raya Kamis Putih
Paulus VI

15 Amos 8: 11. 
16 KL, no. 38; bdk. SBL 2A, no. 38.