Friday 20 December 2019

PERMENUNGAN SEORANG ANNE AVANTIE


Pengantar

Dari Wikipedia kita mendapatkan informasi bahwa Ibu Anne Avantie adalah seorang perancang busana Indonesia yang terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Kebaya hasil karyanya telah dikenal di skala internasional dan sering dipakai oleh para selebritas Indonesia hingga sejumlah ratu sejagat (Miss Universe) yang pernah datang ke Indonesia.

Anne Avantie - Gambar dari https://www.kenangan.com/biografi/anne-avantie
Anne Avantie juga merupakan seorang penulis buku rohani Katolik dan aktivis sosial. Aksi sosialnya yang nyata ditunjukkan dengan pembangunan rumah singgah bernama Wisma Kasih Bunda pada tahun 2002 yang merupakan kolaborasi dengan Rumah Sakit St. Elizabeth, Semarang. Mula-mula rumah singgah ini hanya diperuntukkan untuk penderita hydrocephalus, namun mulai tahun 2005 banyak penderita astreni ani, tumor, labiopalataschisis, bibir sumbing, dan penderita cacat lainnya yang datang untuk mendapatkan pertolongan. Anne Avantie juga banyak mengadakan pelatihan dan workshop ketrampilan dan kewirausahaan untuk berbagai kalangan, mulai dari pelajar, penjahit, hingga ibu rumah tangga. Selain aktif mengadakan program subsidi silang dan pelatihan gratis, Anne juga sering diminta untuk menjadi narasumber di berbagai acara.

Pada tahun 2004, 2005, dan 2008, Ibu Negara, Ny. Ani Yudhoyono memberikan penghargaan "Kartini Award" kepada Anne Avantie atas kontribusinya dalam mengembangkan industri kecil. Pada tahun 2008, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Meutia Hatta memberikan penghargaan kepada Anne sebagai "Wanita Indonesia Bisa" atau "Indonesian Woman Able".

Renungan Anne Avantie

Blog Santher mendapatkan tulisan berikut ini di grup WA Lingkungan Santher yang katanya berasal dari permenungan Anne Avantie terhadap sejumlah fenomena yang ada di dalam diri umat Katolik di Indonesia. Entah benar dari beliau entah tidak, butir-butir renungan berikut ini layak untuk diperhatikan.

Kisah perempuan mengenakan TANK TOP dengan tali BH yang kemana-mana. Mana nuranimu?

Apa yang kamu pikirkan ketika mau ke gereja, sekalipun gereja itu berada di dalam mall?
Lalu di sebelahmu.., suamimu.., anak-anakmu.. Mengapa mereka diam saja ketika istrinya atau ibunya mengenakan BUSANA yang TIDAK LAYAK di hadapan Tuhan? Apakah kalian keluarga KATOLIK? Dan hati saya terusik.

Ibadah Minggu yang terganggu… “gemez aku.”  Pikiran saya jadi tidak fokus. Saya menunggu perempuan itu maju untuk menerima KOMUNI. Saya tunggu, walau sudah giliran saya.., tapi saya tetap menunggu dia maju . Dan .. Benar.. dia maju berarti dia KATOLIK karena menerima TUBUH KRISTUS.
  
Perlahan saya ikuti dari belakang ibu itu.. Lalu ketika dia maju .., saya lepaskan SELENDANG saya yang selalu melengkapi penampilan saya kemana pun ., lalu saya tutupkan ke bahunya dari belakang sehingga tali sebesar tali BH itu dan TALI BH-nya tidak lagi tampak di mulus punggung nya . Dia memang KAGET ... tapi paling tidak saya sudah MELAYAK-kan satu orang PANTAS di hadapan Tuhan…
   
Saya tidak memedulikan apa kata orang .., Saya mengikuti suara HATI saya. Saya tidak mau membiarkan orang yang TIDAK TAHU bahwa dia SALAH untuk terus berbuat SALAH nantinya .
Bahwa pakai BAJU seperti itu DI HADAPAN Tuhan, di RUMAH Tuhan, itu TIDAK PANTAS .. tidak layak dan tidak boleh. Karena mungkin dia TIDAK TAHU…

Sebenarnya beberapa tahun yang lalu saya pernah berkali-kali MENULIS di Majalah HIDUP dan media ROHANI KATOLIK lain ketika saya masih aktif jadi PENULIS Rohani. Saya wartakan sesuatu yang berkenan di HADAPAN-Nya dalam hal BERBUSANA yang LAYAK dan SEPANTASnya di RUMAH TUHAN.

Saya pikir , dengan begitu banyaknya kelompok PD dan komunitas Rohani Katolik, umat khususnya MAK-MAK dan REMAJA tahu bahwa GEREJA bukan CAT WALK, bukan PANGGUNG untuk SHOW tapi itu ALTAR-Nya yang KUDUS.. masak tidak tahu?  Termasuk juga pakai SANDAL ke WC. Sedih campur GEMEZ banget.. Pakai baju juga TANPA LENGAN dan LUBANG bolong dimana-mana seperti jalanan rusak. Anak anak remaja juga pakai KAOS OBLONG kayak mau ke Indomaret. Ini GEREJA, saying. Mana keluargamu? Apa nggak ada yang kasih tahu.

Belum lagi pemandangan alam dari atas bukit ... Belahan-belahan dada, seperti “persembahan“ yang sengaja untuk MENGGODA iman orang yang ke GEREJA dengan iman “pas-pasan“. Kadang seperti penjual AYAM goreng . Menawarkan mau PAHA atau DADA, Pak?

GEREJA Katolik kita kurang TEGAS menerapkan ATURAN yang seharusnya bisa diambil sebagai sebuah “UUD Cara BERBUSANA“ sehingga UMAT KATOLIK lebih di-HARGAI dan NAMA TUHAN dipermuliakan.

PETUGAS Gereja juga berada di ZONA NYAMAN tanpa BERANI menjadi “POLISI“ yang mengamankan RUMAH Tuhan. Mereka TAKUT bergesekan dengan umat yang “MERENDAH-kan RUMAH Tuhan kita “. Mereka TIDAK BERANI beresiko menjadi PENJAGA RUMAH Tuhan kita yang seharusnya SUCI. Mereka “lebihTAKUT pada SUARA MANUSIA daripada SUARA Tuhan “

Saya akan terus ke GEREJA dengan membawa SELENDANG yang banyak . Untuk “memantaskan“ saudaraku dan MELAYAK-kan GEREJA-ku yang KUDUS. Untuk-Mu YESUS aku tak kan pernah goyah.

Ini PERSEMBAHAN-ku .
(Berkah Dalem)

No comments: