Tuesday 9 December 2008

FESTIVAL PS. LINGKUNGAN PAROKI KATEDRAL BMV 2008

Persiapan
Jumat 5 Desember pk 20.30-21.30 berlangsung gladi kotor Koor Santher di rumah Bapak Totok. Meskipun tidak bisa lengkap, karena beberapa orang masih harus melakukan tugas-tugas kantor atau ada urusan lain hingga malam hari, latihan berlangsung lancar. Satu hal yang pasti... latihan dilakukan dalam suasana segar... “guyup rukun”, penuh persaudaraan... ini ciri khas Koor Santher. Latihan ini juga melibatkan Sheila yang keesokan harinya akan membantu Koor Santher. Sebenarnya Sheila sendiri tidak hanya akan membantu Santher karena ia masuk dalam tim panitia pelaksana festival... Sheila akan stand by di belakang organ... kalau-kalau ada peserta yang secara mendadak perlu bantuan dalam menangani organ. Sudah menjadi kebijakan panitia festival untuk menyediakan organis bagi paduan suara yang memerlukan organis... dan ternyata hanya Koor Santher saja yang meminta bantuan Sheila untuk mengiringi seluruh lagu.

Pelaksanaan Festival
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Sabtu, 6 Desember 2008 pk. 8.30 – 13.30 berlangsung Festival Paduan Suara Lingkungan Paroki BMV Katedral Bogor 2008.

Sejak pukul 7.00 pagi anggota Koor Santher sudah bersiap-siap di depan rumah Bapak-Ibu Wahyu Drajat Santosa. Pak Nobo dan Ibu Ligaya rupa-rupanya memberi contoh kedisiplinan yang luar biasa... mereka berdua datang beberapa waktu sebelumnya. Setelah briefing dan saling mengechek persipan, Koor Santher berangkat... Pk. 8.15 semua sudah sampai di Katedral. Lalu... dengan semangat menggebu-gebu semua berlatih di ruang makan Seminari Stella Maris Bogor (sudah minta izin ke staf Seminari loh...).

Pukul 8.45 semua peserta sudah memasuki Katedral. Pk.9.00 acara festival dimulai. Pastor Paroki RD Benyamin Sudarto dalam sambutannya berharap bahwa festival ini dapat menjadi awal mula bertumbuh dan berkembangnya paduan-paduan suara di Katedral. Menang atau kalah... mendapat nomor urutan terbaik atau tidak... bagi peserta bukanlah hal yang penting. Menurut Rm Ben, semua peserta festival ini adalah peserta terbaik...

Pukul 9.25 peserta pertama mulai tampil... dan seterusnya. Dari 22 koor yang mendaftar untuk festival ini ada 13 peserta yang tampil; artinya ada 9 kelompok yang mengundurkan diri; Koor Santher adalah satu-satunya wakil dari Wilayah St Petrus Semplak.

Koor Santher mendapat urutan nomor 7. Dua lagu dibawakan, yaitu lagu AGNUS DEI (Misa De Angelis, PS. 408) sebagai lagu wajib, dan lagu NUBUAT NABI sebagai lagu pilihan. Untuk lagu Agnus Dei, sepertinya Koor Santher agak lambat menyanyikan lagunya. Itu menurut kriteria juri yang memberikan evaluasi akhir secara umum. Namun kita juga heran karena beberapa tokoh koor di paroki Katedral justru mengatakan bahwa cara menyanyikan lagu gregorian tersebut sudah benar... sangat khidmat... sudah “in”... dan “nyetrum”...

Hasil Festival
Sesudah makan siang, pengumuman siapa yang terbaik pun dilaksanakan. Koor Lingkungan Terbaik 1 dalam Festival ini adalah Koor St Benediktus Baranangsiang Indah pimpinan Ibu Yanthi Marhadi. Beliau juga menjadi dirigen favorit pilihan Tim Evaluasi. Sedangkan koor favorit pilihan penonton justru diraih Koor St Mikael Kedung Badak Baru pimpinan Ibu Rosa Lorry. Bagaimana dengan Koor Santher? Rupa-rupanya dalam festival ini Santher belum dianggap meraih predikat koor terbaik 1-6... cukup menjadi penggembira saja dulu... toh dari semula Koor Santher juga tidak terlalu “ngotot” mau jadi juara...

Evaluasi Diri
Selain kalah suara... (Koor Santher dengan 19 orang anggota adalah 1 dari 2 kelompok mini yang anggotanya kurang dari 20 orang)... kita terus terang saja kurang latihan, terutama latihan vocal, latihan pernafasan, latihan penghayatan lagu dan latihan menghafal lagu. Tetapi, untuk urusan sifat liturgi koor Santher... kita tidak perlu merasa minder... Artinya, koor kita memilih lagu yang benar-benar liturgis... tidak menyanyikan lagu-lagu rohani semata-mata... Bandingkan dengan beberapa kelompok koor lain yang menyanyikan lagu-lagu non liturgis namun toh dianggap lebih baik daripada Santher... Dalam festival memang selalu ada unsur subyektif dari tim juri atau tim penilai... itu biasa banget.

Yang “cetha”... yang jelas... Koor Santher sudah biasa melayani di Gereja Semplak dan pernah bertugas di Katedral... Selama ini Koor Santher dengan segala keterbatasan materi suara dan waktu latihan juga sudah bisa menciptakan suasana ibadat yang khidmat di Gereja Semplak... semoga hal-hal seperti ini menjadi kebanggaan Koor Santher dan dapat dipersembahkan kepada Tuhan. So... tidak usah berkecil hati...

Evaluasi pelaksanaan festival
Tentang pelaksanaan festival sendiri, Bapak Bambang Koryanto yang mengkoordinasikan acara festival memang sangat profesional dan cekatan dalam mengatur pelaksanaan festival ini. Para anggota panitia juga bekerja dengan sangat baik... mereka adalah orang-orang dahsyat yang memiliki komitmen tinggi untuk melayani Gereja. Anda tidak perlu heran... bahwa orang-orang seperti Bapak Adrianus Wijaya, Bapak Michael Agus Muhardi dan Bapak Nurwiyono mau juga menjadi pemandu peserta dan among tamu...

Ada banyak kendala dalam festival ini, di antaranya karena pelaksanaan festival jatuh pada hari Sabtu... sebagian orang masih harus bekerja... bahkan banyak guru sekolah yang masih harus mengawasi ujian-ujian di sekolah masing-masing...

Apa yang dapat Koor Santher Pelajari?
Kita berharap bahwa Koor Santher dapat belajar dari festival ini, khususnya untuk hal-hal ini:
- Koor Santher harus sadar bahwa kita ini memiliki potensi dahsyat untuk dapat berkembang menjadi koor yang lebih bagus dan liturgis...
- Koor Santher harus tetap bersatu, kompak dan bersemangat seperti pada saat-saat persiapan festival kemarin dan terus tekun berlatih...
- Koor Santher harus berusaha memiliki paling tidak seorang organis sendiri... barangkali kita perlu memberi motivasi kepada anak-anak kita untuk mau belajar menjadi organis gereja...
- Koor Santher bukan koor untuk lomba atau festival, melainkan koor untuk pelayanan liturgi: menciptakan suasana khidmat ibadat dengan nyanyian-nyanyian gereja sehingga jemaat Allah dibantu untuk mengangkat hatinya dalam berdoa.

No comments: