Monday 2 March 2009

AWAS... HATI-HATI DENGAN PENIPUAN RELIGIUS...

Sudah sejak pertengahan Desember 2008 yang lalu lingkungan Santher didatangi seorang anak muda yang mengaku bernama Alex. Ia biasanya datang pada petang-malam hari.

Pengakuannya kurang lebih sebagai berikut (setidak-tidaknya ini hal yang dikatakannya ketika bertemu saya persis di depan rumah saya):

Ia datang dari Bandung untuk menemui tantenya di Bogor. Dalam perjalanan ke Bogor ia kehilangan dompet dan seluruh isinya. Ia kehilangan alamat tantenya. Menurutnya, ini kedatangannya pertama kali ke Bogor sehingga ia tidak tahu di mana alamat tantenya. Ia datang untuk mengambil uang yang dijanjikan tantenya untuk membiayai sekolah adiknya di Bandung (untuk membeli LKS)... Ia mengaku sebagai seorang Katolik... dari paroki Santo... (saya lupa) dan ia bisa menyebutkan dengan fasih nama baptisnya sendiri, nama ketua lingkungan tempat asalnya dan nama pastor parokinya (tentu saja saya tidak tahu apakah nama-nama itu benar). Di akhir pembicaraan ia selalu meminta saran ... "Apa yang harus saya lakukan?" Dia selalu mengatakan bahwa yang penting ia dapat pulang ke Bandung dengan selamat. Kalau ditanya berapa uang yang dibutuhkan, ia menjawab bahwa untuk naik bus saja dibutuhkan uang Rp 35.000. Nah... tuh, siapa orang Katolik yang tidak tergerak hatinya untuk membantu? Apalagi pemuda itu lumayan sopan, tutur katanya baik, perawakannya atletis... barangkali bisa juga ikut jadi foto model... pakai T-shirt, sepatu kets, celana jeans...

Waktu ia datang pada saya, saya tidak memberinya apa-apa... Selain saya curiga dengan alasannya (masa sih orang datang ke rumah keluarganya untuk pertama kalinya tidak membawa tas isi oleh-oleh atau baju untuk bermalam dan semacamnya... dan di jaman sekarang, untuk membeli LKS yang harganya tentu tidak terlalu mahal ia musti naik bus dan lain-lain hingga mengeluarkan uang ratusan ribu?)... Kebetulan saya memang sedang tidak punya uang lebih di rumah... Tetapi malam itu dan selama beberapa malam sesudahnya saya hampir selalu susah tidur memikirkan anak muda itu... Loh bukankah Tuhan Yesus pernah bilang agar kita juga membantu mereka yang berkesusahan?

Tetapi saya bersyukur bahwa ternyata apa yang saya lakukan benar... Ternyata anak mudah itu tidak lebih sebagai seorang penipu. Ia telah menipu banyak warga Santher... ia datang ke lingkungan Santher berkali-kali... dan ia telah membuat banyak saudara kita kehilangan uang, waktu dan tenaga hanya untuk "ditipu"... Saya mendengar cerita dari beberapa rekan Santher yang telah dikibulinya... ada yang memberi Rp 50.000 dan bahkan lebih... karena orang-orang Santher memang murah hati (!)... Ada yang bahkan sampai mau mengantar ke terminal bus Baranangsiang... duh... kurang apa kita, coba?

Sekitar sebulan yang lalu Pak Totok, Pak Ronny dan rekan-rekan akhirnya berhasil mencium kedok jahat si anak muda itu... Kita akhirnya membuat kesepakatan untuk mengumumkan ke semua warga Santher supaya semua berhati-hati.

Nah, hari Minggu kemarin, 1 Maret 2009, ia datang lagi... dan secara kebetulan ia datang ke rumah Bapak Hadi Karyono... rupanya si penipu lupa bahwa ia pernah datang ke rumah itu dengan alasan yang sama... Dan Pak Hadi Karyono pun naik pitam dibuatnya... tetapi rupa-rupanya suasana sekitar rumah beliau sedang sepi sehingga beliau tidak dapat melakukan upaya lain selain menyuruh si penipu pergi dan tidak berbuat dosa lagi (nah Bapak Hadi seperti Tuhan Yesus nih... he..he... ). Coba kalau ada orang lain di dekat situ... tapi sudahlah... apa yang dilakukan Bapak Hadi sudah tepat.

Kita berharap bahwa berita ini akan tersebar ke mana-mana di wilayah Paroki Katedral... karena kita yakin bahwa modus operandinya hampir sama... Ia memanfaatkan kemurahan hati dan rasa kekatolikan kita untuk memperoleh keuntungan sendiri. Ia mencari informasi ke mana-mana dan memiliki data lengkap tentang kita. Mungkin ia tidak sendirian... data itu bisa ia berikan kepada orang lain... Mumpung kebodohannya sendirilah yang membuat kedoknya untuk saat ini terbongkar, mari kita kabarkan hal ini kepada semua orang agar waspada... Kita tidak mau ditipu lagi. Semoga si pemuda bertobat... kalau ia memang Katolik, semoga ia bisa bertobat di masa Prapaskah ini dan merayakan Paskah nanti dengan layak...

No comments: